Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

WELCOME TO MY BLOG ^_^ ^_^

Kamis, 26 Januari 2012

Batik Malang

Dwi Cahyono, salah satu tim yang menukangi lahirnya batik Malangan, ciri khas batik Malangan ada pada isi tiga komponen batik. Komponen pertama adalah tanahan atau dasar. Komponen kedua adalah motif pokok atau kerap disebut hias isian. Yang ketiga adalah motif hias untuk tumpal atau pinggiran plus motif isen-isen. Tanahan terdiri atas tiga motif, hias melati, segi empat, dan hias padma. Unsur tanahan ini diambil dari motif batik di Candi Badut, Malang, yang merupakan peninggalan Kerajaan Kanjuruhan (760 Masehi).

Motif pokok atau hias isian diisi dengan gambar tugu yang diapit rambut singa di kanan dan kirinya. Pilihan pada tugu dijatuhkan karena Kota Malang mempunyai sebuah tugu yang terletak di depan Balai Kota Malang.
Motif hias untuk tumpal plus motif isen-isen diisi dengan tiga sulur yang membentuk semacam rantai. Di setiap ujung sulur ada bunga yang mencerminkan Malang sebagai kota bunga. Pinggiran motif ditutup dengan roda yang mencerminkan Malang sebagai kota industri. Dari motif di tiga komponen batik Malangan, tim penggali merangkum visi Kota Malang atau yang populer disebut Tri-Bina Cita: pendidikan, pariwisata, dan industri. Saat ini batik Malangan baru mempunyai satu warna yaitu warna tanah (cokelat dan hitam). Coraknya didominasi kotak-kotak cerminan batu candi, bunga, dan Tugu Kota Malang.“Batik Malang tidak vakum, awalnya setelah diperkenalkan pada tahun 2008 lalu, kami hendak mengembangkannya. Tapi, ketua TP PKK Kota Malang minta untuk dipatenkan lebih dulu,” kata Dwi.
Untuk proses mematenkan batik khas Malangan itu perlu waktu panjang. Hingga kini, pendaftaran paten batik khas Malangan sudah dilakukan. Ada beberapa motif dan corak yang sudah didaftarkan. Karena itu, produk batik Malangan masih diproduksi terbatas. Untuk mendapatkan batik Malangan hanya dapat diperoleh di PKK Kota Malang. Kedepannya, setelah hak paten itu keluar akan dilakukan pengembangan corak dan warnanya. Tak hanya terbatas pada kain, tapi juga pada media lain untuk berbagai keperluan, seperti keramik Dinoyo dan lampu hias. Kalau itu bisa dilakukan, batik Malangan bisa menjadi identitas baru sungguhan, bukan hanya slogan.
Meski sudah diajukan hak patennya, tapi batik khas Malangan harus mendapatkan pengakuan dari berbagai pihak, baik sejarawan, ahli batik dan lainnya. Menurut Romdhani, instruktur batik di SMKN 5 Malang, kalau sudah ada pengakuan itu, baru dapat dipatenkan.
Selama ini, batik Malangan masih mencari identitasnya. Banyak corak dan motif yang dapat digali untuk melambangkan Malang, mulai dari burung, bunga, tugu, relief candi, buah dan lainnya. Semuanya itu harus memiliki runtutan sejarah yang terkait dengan Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar